Pages

Wednesday, March 28, 2012

Instalasi RedHat Linux 5.1


Instalasi RedHat Linux 5.1

Persiapan

RedHat Linux merupakan salah satu distribusi yang memiliki program instalasi yang sangat baik sehingga instalasi dapat dilakukan secara otomatis. User hanya perlu memasukkan informasi mengenai sistem yang dimiliki dan sisanya akan dikerjakan oleh program instalasi tersebut. Oleh karena itu sebelum melakukan instalasi sebaiknya mengumpulkan dulu dokumentasi mengenai semua hardware yang dimiliki, kalau perlu siapkan buku manual komputer.
Periksa apakah semua hardware komputer memang tercantum dalam daftar Hardware-HOWTO atau RedHat Compatibility List bila ada hardware yang tidak tercantum, catat dan tanyakan ke forum Mailing List Linux mungkin ada orang lain yang mempunyai masalah sama tapi berhasil menangani masalah hardware tersebut.

Membuat Disket Boot dan Supplemental

Bila instalasi RedHat Linux direncanakan melalui NFS, hard disk, FTP, SMB atau PCMCIA maka disket boot dan supplemental ini harus disiapkan lebih dahulu. Untuk itu diperlukan dua buah disket 3.5 inci high-density (1.44MB) yang telah di format. Beri label pada disket tersebut, masing-masing RedHat Boot Disk dan RedHat Supplemental Disk.
Untuk membuat kedua disket itu dari MS-DOS, jalankan program rawrite.exe yang terdapat pada cd RedHat:
d:
cd \images
\dosutils\rawrite
rawrite akan menanyakan nama disk image. Masukkan disket RedHat Boot Disk di drive A:, ketik boot.img dan tekan Enter. Selesai, disket RedHat Boot Disk bisa dikeluarkan dari drive A:
Setelah selesai jalankan lagi rawrite.exe. Masukkan disket ke Supplemental di drive A:, ketik supp.img dan tekan Enter. Selesai.
Untuk membuat kedua disket itu dari sistem Linux, dapat digunakan program utilitas dd. Mount dulu cd RedHat kemudian pindah ke direktori images di CD-ROM. Gunakan perintah ini untuk membuat RedHat Boot Disk:
dd if=boot.img of=/dev/fd0 bs=1440k
Kemudian untuk RedHat Supplemental Disk dibuat dengan perintah:
dd if=supp.img of=/dev/fd0 bs=1440k

Instalasi Tanpa Menggunakan Disket Boot

Bila ada MS-DOS di dalam komputer, instalasi dapat langsung dilakukan tanpa bantuan disket boot. Program instalasi RedHat dapat langsung di jalankan dari prompt MS-DOS:
d:
cd \dosutils
autoboot.bat
Catatan: Distribusi terbaru RedHat kabarnya malah bisa langsung boot dari CD-ROM begitu cd tersebut dimasukkan dalam cd drive komputer.

Virtual Console

Saat instalasi berlangsung, user tidak hanya bisa melihat kotak dialog yang menuntun proses instalasi tapi bagi user yang sudah berpengalaman juga dapat melihat proses diagnostik dan jalannya proses dengan memanfaatkan virtual console. Lima buah virtual console yang tersedia dapat membantu mengatasi masalah saat instalasi, yaitu:
Console 1 menampilkan kotak dialog
Console 2 menampilkan prompt shell
Console 3 menampilkan pesan-pesan instalasi program (install log)
Console 4 menampilkan pesan-pesan kernel dan sistem program lainnya (system log)
Console 5 menampilkan pesan-pesan lainnya
Untuk berpindah-pindah console dapat dilakukan dengan menekan tombol Alt+F1, Alt+F2 .... Alt+F5. Tidak perlu harus mengetahui pesan-pesan di console lain karena instalasi di console 1 sudah lebih dari cukup.

Instalasi dari CD-ROM

Instalasi yang paling mudah adalah melalui distribusi CD-ROM RedHat 5.1 walapun cara lain seperti melalui hard disk, NFS, FTP dan lain-lain tidak juga terlalu sulit. Saya hanya menuliskan langkah-langkah instalasi melalui CD-ROM saja.

Booting

Dapat dilakukan melalui boot disk yang telah dibuat sebelumnya atau melalui MS-DOS dengan program autoboot.. Bila memilih melakukan boot dari disk boot , masukkan disket tersebut danboot komputer. Beberapa saat kernel akan memeriksa hardware, bila tidak ada masalah akan di tampilkan boot: prompt. Tekan Enter begitu prompt tersebut muncul. Parameter bisa ditambahkan bila hardware tidak terdeteksi, misalnya:
boot: linux hdc=cdrom
Bila melalui MS-DOS, masuk ke direktori d:\dosutils disitu ada batch fileautoboot.bat yang bisa langsung di jalankan.

Program Instalasi

Kotak dialog pertama kali yang muncul setelah program diatas dijalankan adalah kotak selamat datang dari Red Hat, kemudian pilihan monitor, berwarna atau tidak.
Kotak dialog selanjutnya adalah pilihan keyboard, gunakan tanda panah atau tombol TAB untuk bergerak.
keyboard.jpg 256x189 (15 KB)
Selanjutnya adalah kotak dialog pilihan metode instalasi yang akan dipakai, pilihan pertama Local CDROM dan yang lain NFS, Hard disk, FTP serta SMB. Untuk kali ini pilihan metode instalasinya adalah dari CDROM (untuk yang lain mungkin di lain waktu akan saya coba juga).
instmet.jpg 256x189 (7 KB)
Program instalasi akan menanyakan apa jenis CD-ROM drive. Kebanyakan CD-ROM drive untuk home PC adalah IDE/ATAPI. Bila jenisnya SCSI CD-ROM drive selanjutnya program menanyakan jenis adapter SCSI-nya. Bila CD-ROM drive bukan termasuk keduanya, pilih other dan driver untuk CD-ROM tersebut.
Setelah semua informasi benar di masukkan, program menanyakan apakah akan menginstalasi sistem baru atau upgrade. Pilihan upgrade hanya bisa dilakukan bila versi lama dari RedHat Linux yang berbasis RPM telah ada dalam komputer.
instpath.jpg 294x134 (9 KB)
Bila yang di pilih Install, program secara otomatis akan menjalankan program utilitas fips atau disk druid yang akan menyusun partisi-partisi hard disk.

Partisi Hard Disk

PERHATIAN: Terutama bagi mereka yang akan berbagi partisi dengan sistem lain (Windows95, OS/2 dll). Kesalahan mempartisi hard disk dapat menghapus seluruh sistem dan isi hard disk oleh karena itu lakukan bagian ini dengan hati-hati, bila perlu backup dulu sistem yang ada. (Sepertinya ini peringatan untuk hati-hati yang kesekian kali dan saya harap Anda tidak berpikir Linux sangat tidak aman dan susah di instalasi. Peringatan-peringatan tersebut hanya untuk membuat kita lebih teliti dalam bekerja dan cermat membaca petunjuk instalasi)
Perintah-perintah yang di gunakan dalam program partisi fdisk adalah:
  • m, untuk menampilkan seluruh perintah yang tersedia berikut penjelasannya/help.
  • p, untuk menampilkan tabel partisi hard disk.
  • n, membuat partisi baru.
  • t, mengeset atau merubah tipe partisi.
  • l, menampilkan daftar tipe-tipe partisi berikut nomor ID masing-masing.
  • w, menyimpan semua perubahan yang telah dilakukan.
Sebelum mulai, selalu periksa informasi partisi hard disk saat itu dengan perintah p. Sedikitnya diperlukan dua buah partisi untuk Linux, yaitu partisi untuk root dan swap tapi bila spasi hard disk tidak membatasi bisa di buat beberapa partisi lain.
Partisi dibuat dengan perintah n dan kemudian bisa dipilih e untuk partisi extended dan p untuk partisi primer. Pilih p untuk pertama kali ini. Berikutnya adalah menentukan silinder awal dan besar partisinya, misalanya untuk partisi ini diinginkan besarnya 500MB maka masukkan +500M. Sampai disini, partisi Linux native yang pertama sudah terbentuk.
Selanjutnya adalah membuat partisi swap. Partisi ini digunakan sebagai penampung informasi yang sedang tidak digunakan oleh RAM, tujuannya agar RAM tetap memiliki ruangan yang kosong untuk menerima informasi baru. Beberapa orang berpendapat partisi ini harus diberikan sedikitnya 32MB saat menjalankan X Window atau sedikitnya 2 kali jumlah RAM. Tapi beberapa orang yang memiliki RAM lebih dari 64MB melaporkan sistem mereka dapat bekerja dengan baik walaupun tanpa partisi swap.
Membuat partisi swap sama halnya dengan diatas, dengan perintah n, pilih p dan tentukan silender awal serta besarnya partisi swap tersebut. Untuk partisi swap, tipe partisinya harus dirubah dengan perintah t dan masukkan kode hex 82 untuk partisi ini.
Bila ruang hard disk masih tersisa ulangi pembuatan partisi yang lain. Kita di ijinkan membuat hingga empat buah partisi primer dalam sebuah hard disk, setelah itu hanya dapat di buat partisiextended di masing-masing partisi primer.
Setelah semua partisi di buat, tekan w untuk menyimpannya dan akan kembali ke program instalasi. Selanjutnya partisi swap baru di buat akan di format supaya bisa di gunakan untuk Linux. Bila ada partisi sistem lain, misalnya Windows95, kita diberi kesempatan untuk memberikan nama mount point ke partisi tersebut agar nanti Linux bisa membaca partisi tersebut. Tombol Edit dapat digunakan untuk merubah mount point masing-masing partisi.
partition.jpg 447x251 (21 KB)

Instalasi Paket Program

Instalasi paket program adalah tahap berikutnya dari rangkaian tahap instalasi RedHat Linux. Instalasi paket program juga akan dipandu dengan baik, pertama kali akan ditampilkan kotak dialog yang menampilkan komponen program yang telah dikelompokkan secara rapi oleh RedHat. Tapi kita bisa memilih paket-paket program apa yang ingin di instalasi dengan mengaktifkan(memberi tanda *) pada pilihan Select individual packages.
componen.jpg 316x265 (43 KB)
Kadang-kadang, program tertentu tergantung pada program lain supaya dapat bekerja dengan baik. Hal ini disebut dependency dan ini sering terjadi bila user yang tidak berpengalaman memilih Select individual packages dan menentukan sendiri paket program yang ingin di instalasi. Tapi tidak perlu khawatir, bila program instalasi mendeteksi adanya paket program tidak dipilih padahal dibutuhkan oleh paket program lain maka secara otomatis program instalasi akan menunjukkan paket-paket program yang harus di instalasi.
depend.jpg 317x251 (47 KB)

Format, Instalasi dan Menunggu

Tugas selanjutnya biarlah dikerjakan oleh program instalasi, memformat semua partisi dan menginstalasi paket program yang telah ditentukan. Pekerjaan ini akan memakan waktu sedikit lama dan yang dapat kita lakukan saat itu adalah hanya menunggu. Siapkan saja minuman dan kudapan secukupnya karena menunggu selama kurang lebih 30 menit bisa sangat membosankan bila tidak dilewati sambil menikmati minuman dan kudapan favorit.
Bila tidak ada masalah, waktu menunggu akan berakhir dengan tampilan kotak dialog selanjutnya, yaitu Konfigurasi Alat seperti mouse, video, monitor, kartu ethernet dan printer.

Konfigurasi Alat

Mouse

Setelah memformat seluruh partisi dan menginstalasi semua paket program, selanjutnya secara otomatis program instalasi akan mendeteksi kehadiran mouse berikut port di mana mousetersebut dihubungkan.

Video Card dan Video Monitor

Bila saat instalasi paket program kita memilih X Window System, maka program instalasi akan menjalankan Xconfigurator. Pertama, akan ditanyakan informasi mengenai kartu video bila kartu video yang kita miliki tidak ada dalam daftar yang di berikan, cobalah pilih unlisted card. Kedua, Xconfigurator akan memberi daftar pilihan monitor atu pilih saja custom bila monitor milik kita tidak ada dalam daftar.
Selanjutnya adalah pilihan modus video. Pilih modus video yang ingin di jalankan tapi perhatikan jumlah memori video yang dimiliki, untuk 1MB video memori tidak cukup baik menjalankan modus 32.
Semua informasi di atas akan ditulis dalam file /etc/X11/XF86Config.

Networking

Bila komputer tidak di rencanakan untuk di hubungkan dengan mesin lain dalam suatu jaringan, pilih saja No. Bila dipilih Yes, kita harus memasukkanIP address, netmask, default gateway dannameserver primer serta domain name, hostname dan nameserver tambahan lainnya.

Printer

Konfigurasi printer bisa di lewati dan di setup di lain waktu. Koneksi printer dapat dipilih: Local, Remote atau LAN-Manager. Kemudian ditanyakan nama queue, direktori spool, merek dan modelnya, ukuran kertas yang dipakai serta kedalaman warna bila printernya berwarna.
Untuk local printer harus diberikan nama port dimana printer tersebut dihubungkan. Untuk remote printer memerlukan IP address host serta nama queue di remote host. Sedangkan untuk printer LAN-Manger memerlukan nama host, IP number host, nama printer, username yang akan menggunakan printer dan password-nya.

Clock

Program instalasi juga akan menanyakan time zone dimana kita berada dan mengeset CMOS clock komputer. Bila clock diset untuk waktu lokal, Linux maupun sistem operasi lain (seperti Windows95) akan menggunakan clock tersebut. Bila diset menggunakan GMT atau UTC, Linux akan mengikuti perubahan itu tapi Windows95 tidak.

Password

Isian password muncul setelah seting clockPassword ini adalah password root dan digunakan untuk melindungi sistem. Perlu dua kali memasukkan password dengan benar, passwordsedikitnya enam karakter atau angka dan dapat berupa huruf besar atau kecil, atau campuran diantara itu semua. Password sebaiknya tidak mudah ditebak orang lain dan jangan melupakanpassword ini karena sistem tidak akan bisa dibuka tanpa password.
Kotak dialog berikutnya adalah Instalasi LILO, Linux Loader.

Instalasi LILO

Setelah mengeset password, selesai sudah instalasi RedHat Linux. Bisa dilanjutkan dengan menginstalasi LILO jika dikendaki. Kotak dialog LILO menanyakan di mana LILO akan di instalasi. Pilih dimana LILO akan diletakkan atau Skip saja bila tidak ingin menginstalasinya. Cobalah dengan memilih MBR.
liloinst.jpg 353x156 (30 KB)
Setelah menekan Ok, program instalasi akan mereboot sistem, tunggu beberapa detik. Pada beberapa komputer ada kalanya BIOS melaporkan adanya penulisan di MBR, pilih saja Ok atauexpected (karena memang kita sengaja menuliskan informasi LILO di MBR).
Prompt boot: menandakan LILO telah dimuat tekan Enter atau biarkan beberapa saat , LILO akan meload kernel Linux (defaultnya, LILO akan meload Linux). Ketikan root pada prompt login: dan isi password pada prompt password:
Bila melihat prompt pagar seperti ini
[root@localhost root] # 
berarti instalasi yang melelahkan ini telah berhasil. Selamat!

Lalu apa yang akan dilakukan dengan kursor yang berkedip-kedip itu? Anda dapat meneruskan membaca bab mengenai Command Line atau mencoba mencari informasi bagaimana bekerja di lingkungan grafik pada bab Window Manager & Desktop Manager.

Multi User


Bagaimana Tidak Menggunakan Root?

Bila Anda membaca beberapa bab yang lalu, pernah disinggung mengenai kerugian-kerugian apabila kita selalu bekerja sebagai root. Tapi kemudian saya memperoleh beberapa pertanyaan seperti ini: Apakah saya masih bisa menggunakan hak-hak khusus root setelah saya tidak memakainya? Mengapa saya tidak bisa lagi melakukan koneksi dial-up setelah saya login bukan sebagai root?
Seperti yang telah kita ketahui, Linux termasuk sistem multiuser dimana suatu resource bisa digunakan oleh banyak user. Setiap user biasanya diberi ruangan atau space yang di simpan rapi dibawah direktori /home. Setiap user di home masing-masing memiliki hak mengakses, membaca atau menulis file-file di dalam home mereka sendiri tetapi mereka belum tentu bisa melakukan hal yang sama di home milik user lain atau direktori milik root. Masing-masing user bisa diberi hak-hak khusus yang berlainan untuk mengakses, membaca atau menulis ke sebuah file atau direktori oleh root. Oleh karena itu kita bisa saja meninggalkan root atau tidak lagi login sebagairoot sepanjang hari dengan cara membuat home sendiri, login sebagai user biasa serta memberikan hak akses seperlunya saja agar tidak membahayakan sistem bila suatu saat kita melakukan kesalahan.

Membuat rumah untuk saya, mama, keponakan atau teman saya

Mudah saja, saat Anda login sebagai root, jalankan perintah sebagai berikut:
# adduser flory
# passwd flory
Setelah mengetik perintah terkahir Anda akan ditanya password untuk membuka home Anda. Ketikkan saja passwordnya sebanyak dua kali dengan kata yang sama. Selanjutnya Anda telah memiliki 'rumah' baru dan siap untuk digunakan. Bila Anda menginginkan, Anda juga bisa memberikan home lain kepada mama, keponakan yang masih duduk TK atau kepada teman kuliah Anda yang sedang menumpang mengetik skripsinya di komputer Anda.

Group

Setiap user paling sedikit bergabung dengan sebuah group. Group bisa berisi kumpulan user lain atau program yang mempunyai kesamaan tugas. Group memungkinkan sebuah file bisa dipergunakan secara bersama hanya oleh user-user yang tergabung didalamnya. Oleh karena itu cara mengelompokkan user-user dalam group ini adalah salah satu cara yang mudah bagiroot untuk memberikan hak akses file-file miliknya kepada sekelompok user.
Untuk membuat group baru, Anda bisa menggunakan perintah groupadd. Misalnya, Anda ingin membuat group baru yang namanya konek maka perintahnya adalah sbb:
# groupadd konek
Untuk parameter yang lain seperti menentukan gid, password dan lain-lain silakan lihat manualnya. Berikutnya adalah menambahkan user-user yang akan bergabung ke dalam group konek ini. Informasi group disimpan dalam file /etc/group, bukalah dengan menggunakan editor kesayangan Anda, kemudian tambahkan nama-nama user yang akan bergabung dalam group konek.
Setiap baris dalam file /etc/group terdiri dari empat segmen yang dipisahkan oleh tanda titik dua,
nama group : password : group id(gid) : user
Carilah baris group konek dan cukup tambahkan nama user yang akan bergabung dengan group konek ini di segmen terakhir. Pisahkan nama user dengan tanda koma bila user yang bergabung lebih dari satu, misalnya:
konek :  : 501 : flory, fryda
Password biasanya kosong atau * atau biarkan saja bila Anda tidak membuat password untuk group ini. Setelah file /etc/group ini di simpan maka tugas berikutnya adalah merubah permissiondan ownership file-file yang bisa diakses oleh group konek.

Permission dan Ownership

Setiap file memiliki perijinan dan kepemilikan yang menentukan siapa saja yang boleh mengaksesnya. Lihatlah kembali bab mengenai command line khusunya perintah chgrpchmod danchown atau lihat manual perintah-perintah tersebut untuk lebih memahami fungsi perijinan dan kepemilikan ini.
Sebagai contoh, bila Anda menginginkan group konek yang telah dibuat beberapa saat lalu itu, semua anggotanya bisa melakukan dial-up sendiri maka Anda harus merubah perijinan atau kepemilikan dari beberapa file yang berhubungan dengan dial-up supaya bisa diakses oleh group konek.
Bila Anda memakai kppp dari KDE sebagai dial-up maka Anda bisa merubah kepemilikan file kppp menjadi milik group konek seperti ini:
[root@cybernetics /root]# ls -l /usr/bin/kppp
  -rwx------   1 root    root       365660 Apr 19 00:33 /usr/bin/kppp
[root@cybernetics /root]# chown .konek /usr/bin/kppp [root@cybernetics /root]# ls -l /usr/bin/kppp -rwsrws--- 1 root konek 365660 Apr 19 00:33 /usr/bin/kppp
Lakukanlah hal yang sama pada file-file yang berhubungan dengan dial-up seperti /dev/modem, file-file di /etc/ppp/option dan sebagainya.
Setelah itu user-user yang tergabung dalam group konek diharuskan login ke group konek dengan mengetikkan perintah newgrp apabila ingin dapat melakukan dial-up dengan kppp:
[fryda@cybernetics fryda]$ newgrp konek
Sekarang user fryda sudah dapat melakukan dial-up sendiri dengan kppp tanpa bantuan root.

Konsep & Cara Kerja DNS

DNS (Domain Name System) adalah suatu system yang mengubah nama host (seperti linux.or.id) menjadi alamat IP (seperti 64.29.24.175) atas semua komputer yang terhubung langsung ke Internet. DNS juga dapat mengubah alamat IP menjadi nama host.
DNS bekerja secara hirarki dan berbentuk seperti pohon (tree). Bagian atas adalah Top Level Domain (TLD) seperti COM, ORG, EDU, MIL dsb. Seperti pohon DNS mempunyai cabang-cabang yang dicari dari pangkal sampai ke ujung. Pada waktu kita mencari alamat misalnya linux.or.id pertama-tama DNS bertanya pada TLD server tentang DNS Server yang melayani domain .id misalnya dijawab ns1.id, setelah itu dia bertanya pada ns1.id tentang DNS Server yang bertanggung jawab atas .or.id misalnya ns.or.id kemudian dia bertanya pada ns.or.id tentang linux.or.id dan dijawab 64.29.24.175
Sedangkan untuk mengubah IP menjadi nama host melibatkan domain in-addr.arpa. Seperti domain lainnya domain in-addr.arpa pun bercabang-cabang. Yang penting diingat adalah alamat IP-nya ditulis dalam urutan terbalik di bawah in-addr.arpa. Misalnya untuk alamat IP 64.29.24.275 prosesnya seperti contoh linux.or.id: cari server untuk arpa, cari server untuk in-addr.arpa, cari server untuk 64.in-addr.arpa, cari server 29.64.in-addr.arpa, cari server untuk 24.29.64.in-addr.arpa. Dan cari informasi untuk 275.24.29.64.in-addr.arpa. Pembalikan urutan angkanya memang bisa membingungkan.

DNS Server di Linux

DNS Server di linux biasanya dijalankan oleh program yang bernama named. Program ini merupakan bagian dari paket bind yang dikoordinasikan oleh Paul Vixie dari The Internet Software Consortium. Biasanya program ini terletak di /usr/sbin/named dan dijalankan pada waktu booting dari /etc/rc.d/init.d/named start. Agar named dijalankan pada setiap booting masukkan named ke daftar server yang harus distart dengan menggunakan ntsysv.

File Konfigurasi

File konfigurasi untuk named adalah /etc/named.conf yang seperti biasa adalah text file. Format file ini seperti format program C atau Pascal yakni tiap perintah diakhiri dengan ';' dan blok perintah di kurung dengan '{' dan '}'. Ada beberapa blok yang sering digunakan yaitu:
options
untuk mengatur konfigurasi server secara global dan menentukan default
zone
untuk mengatur konfigurasi zona DNS

Caching Only DNS Server

Caching Only DNS Server akan mencari jawaban dari pertanyaan DNS dan mengingat jawabannya ketika anda bertanya lagi. Ini akan mempersingkat waktu tunggu pada pertanyaan DNS berikutnya terutama jika anda menggunakan koneksi yang lambat seperti modem.

Konfigurasi

File konfigurasi Caching Only DNS sudah disediakan oleh RedHat dalam paket caching-nameserver anda tinggal menginstal paketnya dan mengedit file /etc/named.conf dan menambahkan baris berikut pada blok options:
        forward first;
        forwarders {
          202.158.3.6;
          202.158.3.7;
        };
 
Kedua alamat IP diatas adalah alamat IP untuk DNS Server ISP saya yaitu CBN jika ISP anda berbeda anda harus menggantinya.

Membuat Domain Sendiri

Pada bagian ini kita akan membuat domain untuk jaringan lokal (LAN) misalnya intra.aki. Ada baiknya menggunakan domain yang benar-benar tidak ada di Internet sehingga kita tidak mengganggu domain siapa pun. Perlu diingat bahwa tidak semua karakter diperbolehkan untuk menjadi nama host yang dibolehkan hanya A-Z, a-z, 0-9 dan karakter '-'. Selain itu nama host itu tidak bergantung pada huruf besar atau huruf kecil, jadi linux.intra.aki dan LINUX.Intra.AKI adalah sama. Kita masih mengedit file yang berasal dari paket caching-nameserver.

Tambahan di /etc/named.conf

Pertama kita mengedit file /etc/named.conf untuk menambahkan baris berikut:
zone "intra.aki" {
        type master; 
        notify no;
        file "intra.aki";
}
 
Yang berarti bahwa kita membuat zona domain intra.aki dimana kita adalah penguasa domain tersebut (type master) tetapi kita tidak ingin domain ini tersebar ke internet (notify no) dan informasi tentang anggota domainnya itu sendiri disimpan di file intra.aki di direktori yang ditentukan oleh keyword direktory dari blok options yang berisi /var/named

File Zona intra.aki

Kemudian kita membuat file zona intra.aki yang berisi informasi tentang anggota domain
; Zone file for intra.aki
@               IN      SOA     ns.intra.aki.   root.intra.aki. (
                        2000091401 ; serial
                        8H ; refresh
                        3H ; retry
                        1W ; expire
                        1D ; default_ttl
                        )
                        NS      ns
                        A       192.168.1.100
                        MX      10 linux.intra.aki.
                        MX      20 other.extra.aki.
localhost               A       127.0.0.1
linux                   A       192.168.1.100
ns                      A       192.168.1.100
ftp                     CNAME   linux
pop                     CNAME   linux
www                     CNAME   linux.intra.aki
cctv                    A       192.168.1.3
 
Perhatikan tanda '.' pada akhir dari nama domain di file ini. File zona ini mengandung 9 Resource Record (RR): satu SOA RR, satu NS RR, tiga CNAME RR dan empat AA RR. SOA merupakan singkatan dari Start Of Authority. Karakter “@” berarti nama domain dari zona yaitu intra.aki jadi baris kedua diatas berarti
intra.aki.    IN     SOA ....
 
NS adalah Name Server RR. Tidak ada “@” pada awal baris karena baris diatasnya dimulai dengan '@'. Menghemat waktu mengetiknya. Jadi baris NS bisa juga di tulis
intra.aki.    IN     NS     ns
 
Ini memberitahu DNS host mana yang menjadi name server bagi domain intra.aki yakni ns.intra.aki. 'ns' adalah nama yang biasa dipakai untuk name server, tetapi seperti web server yang biasa dinamakan www.anu namanya bisa diubah menjadi apapun.
Baris SOA adalah pembuka bagi semua file zona dan harus ada satu dalam setiap file zona. Baris tersebut menjelaskan zona, darimana dia datang (host bernama ns.intra.aki), siapa yang bertanggung jawab atas isinya (root@intra.aki), versi zona file (serial: 2000091401) dan parameter lainnya yang berhubungan dengan caching dan secondary DNS Server. Perlu diperhatikan bahwa ns.intra.aki haruslah nama host dengan A RR. Tidak diperbolehkan membuat CNAME RR untuk nama yang disebutkan di SOA.
RR A mendefinisikan alamat IP dari suatu nama host sedangkan CNAME mendefinisikan nama alias dari suatu host yang harus merujuk ke RR lainnya.
Ada satu lagi tipe RR pada file ini yaitu MX atau Mail eXchanger. RR ini berfungsi untuk memberitahukan sistem mail kemana harus mengirim e-mail yang di alamatkan ke seseorang@intra.akidalam hal ini linux.intra.aki atau other.extra.aki. Angka sebelum nama host adalah prioritas MX. RR dengan angka terendah (10) adalah host yang harus dikirimkan email pertama kali. Jika tidak berhasil maka e-mail bisa dikirim ke host lain dengan angka yang lebih besar misalnya other.extra.aki yang mempunyai prioritas 20.

Zona Reverse

Zona Reverse diperlukan untuk mengubah dari alamat IP menjadi nama. Nama ini digunakan oleh berbagai macam server (FTP, IRC, WWW dsb) untuk menentukan apakah anda diperbolehkan mengakses layanan tersebut atau sejauh mana prioritas yang diberikan kepada anda. Untuk mendapatkan akses yang penuh pada semua layanan di Internet diperlukan zona reverse.

Tambahan di /etc/named.conf

Tambahkan baris berikut di /etc/named.conf
zone "1.168.192.in-addr.arpa" {
        notify no;
        type master;
        file "192.168.1";
}
 
Seperti sebelumnya artinya kita membuat zona domain 1.168.192.in-addr.arpa yang tidak disebar ke internet dan disimpan di file /var/named/192.168.1

File zona 192.168.1

Sekarang kita membuat file zona 192.168.1 untuk domain 1.168.192.in-addr.arpa seperti berikut:
; Zone file for reverse zone 1.168.192.in-addr.arpa (192.168.1.x)
@               IN      SOA     ns.intra.aki.   root.intra.aki. (
                        2000072801 ; serial
                        28800 ; refresh
                        7200 ; retry
                        604800 ; expire
                        86400 ; default_ttl
                        )
@               IN      NS      ns.intra.aki.
100             IN      PTR     linux.intra.aki.
3               IN      PTR     cctv.intra.aki.
 
Ada RR baru disini yakni PTR yang berfungsi untuk memetakan IP ke nama host

Security

Jika anda memasang DNS server pada komputer yang berfungsi sebagai gateway antara jaringan internal anda dengan jaringan Internet serta DNS Server anda tidak melayani request dari luar (caching only DNS atau DNS untuk jaringan lokal saja) maka anda bisa membuat named untuk melayani hanya jaringan lokal saja dengan menambah baris berikut di dalam blok options:
listen-on { 127.0.0.1; 192.168.1.100; };
Sehingga named hanya membuka port pada interface loopback (127.0.0.1) dan eth0 (192.168.1.100).

Sumber Lebih Lanjut

Untuk informasi yang lebih lengkap anda dapat membaca:
  • man named.conf
  • man named
  • NET3-4 HOWTO
  • NET-3 HOWTO
  • DNS HOWTO

DNS, DHCP and IP Address Management (DDI)


DNS, DHCP and IP Address Management (DDI)

You need DNSBOX if:
  • Your DDI admin takes a lot of time and effort
  • You want more control over your IP address space usage
  • You want to ensure your core network services are secure and available
DNSBOX is a range of fit-for-purpose appliances combining the benefits of enterprise-class DDI software with the security, reliability and ease-of-use of the appliance format.
Schematic: DNS, DHCP and IP Address Management (DDI)
With DNSBOX you will:
  • Radically simplify DDI admin, saving time, saving money
  • Increase control over administration of and access to your DDI services
  • Protect these services from security threats and service failures. More about benefits >
DNSBOX customers come in all shapes and sizes: Global 100, governments/public sector, service providers and SMEs around the world use DNSBOX because it makes DDI easier, saves money and means they have less to worry about.

Appliances for best practice architectures

DNSBOX comes in different models and with a variety of options, each designed for a specific role within an overall architecture.  By selecting the right components, your solution will be an excellent fit for your particular requirement and you won’t end up paying for extra features you don’t need.
Since its 2002 launch, the DNSBOX range has featured purpose-built, dedicated master and slave units, rather than dual-purpose devices.  This means you can implement Best Practice DDI architectures at a sensible price - more security and redundancy for less cost.  More >
Different master-slave model combinations are designed for different scope requirements:

Models for integrated DDI

DNSBOX400 master appliances combined with DNSBOX200 'slaves' let you:
  • Plan and manage your IP address space (IPAM)
  • Manage DNS data across your network
  • Serve authoritative and recursive queries
  • Issue DHCP leases and manage multiple DHCP servers
  • Share admin tasks in a controlled way
DNSBOX400 - Master DNSBOX200 - Slave
DNSBOX400 : DNS, DHCP and IP Address Management (DDI)Plus Icon: DNS, DHCP and IP Address Management (DDI)DNSBOX200: DNS, DHCP and IP Address Management (DDI)
 

Models for DNS and DHCP

DNSBOX300 master appliances combined with DNSBOX100 slaves let you:
  • Manage DNS data across your network
  • Serve authoritative and recursive queries
  • Issue DHCP leases
  • Share admin tasks in a controlled way
DNSBOX300 - Master DNSBOX100 - Slave
DNSBOX300: DNS, DHCP and IP Address Management (DDI)Pluss Icon: DNS, DHCP and IP Address Management (DDI)DNSBOX100: DNS, DHCP and IP Address Management (DDI)


Tuesday, March 27, 2012

Video Robot Cheetah Dari DARPA yang Mampu Berlari Hingga 29 KM Per Jam


Video Robot Cheetah Dari DARPA yang Mampu Berlari Hingga 29 KM Per Ja


Semakin maju dan berkembang teknologi membuat perkembangan robotpun semakin pintar. Saat ini banyak berkembang robot yang menonjolkan kepintaran yang dimilikinya, tapi masih jarang robot yang memiliki kemampuan khusus dalam berlari.
DARPA mencoba untuk membuat robot yang memiliki kemampuan khusus tersebut, dan hasilnya DARPA berhasil membuat sebuah robot Cheeetah yang mampu berlari hingga 18 mil per jam (sekitar 29 km/ jam).
Dengan kecepatan 18 mil/ jam membuat robot ini menjadi robot tercepat di dunia yang mengalahkan robot berlari sebelumnya yang hanya mampu berlari sejauh 13,1 mil per jam.
Penasaran ingin melihat aksi robot ini, lihat saja langsung videonya.



Peneliti Jepang Klaim Ciptakan Robot yang Dapat Berpikir & Bertindak Seperti Manusia


Sebuah robot yang dapat berpikir nampaknya menjadi sebuah hal yang bukan tidak mungkin lagi. Seorang peneliti di Jepang Bernama Osamu Hasegawa mengklaim telah berhasil menciptakan robot yang dapat belajar dari pengalamannya dan menyelesaikan masalah.
Osamu mengatakan, saat ini perkembangan teknologi robot sangatlah pesat. Namun untuk robot yang dapat berpikir selayaknya seperti manusia, masih menjadi sebuah kendala. Umumnya sebuah robot hanya bisa melakukan tugas-tugas tertentu yang sudah ditentukan dengan sebuah bahasa pemrograman.
Menurut dia, robot jenis tersebut tidak akan terlalu banyak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu dia menggunakan Self Organising Incremental Neural Network atau disebut SOINN, sebuah algoritma yang memungkinkan robot untuk belajar dari pengalamannya.
Di laboratorium, robot ini diajari untuk melakukan beberapa tugas, seperti menuang teh, memegang botol, meletakkan cangkir dan lain-lain. Dengan adanya pembelajaran di laboratorium tersebut, robot ini akan dapat melakukan tugas yang sama di lain waktu.
Saat ini, timnya sedang mengembangkan metode agar robot ini dapat belajar melalui jaringan internet. Dia berharap akan ada sebuah robot yang dapat berpikir dan terkoneksi langsung dengan internet.