Pages

Monday, March 12, 2012

Kenaikan BBM Bukan Sekadar Tutupi Defisit APBN

JAKARTA - Rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar terus menuai pro dan kontra.

Pengamat Energi Pri Agung Rakhmato menilai jika memang pemerintah akan menaikkan harga BBM, tentunya harus ada alternatif lain bagi masyarakat yang terkena dampak.

Menurutnya, ini pilihan terbaik yang dapat dilakukan, karena jika tidak mau dinaikan, berarti masyarakat harus menanggung bersama subsidi BBM yang membengkak sampai Rp 60 trilun lebih.

Apalagi, program pembatasan bagi kendaraan roda empat pribadi juga tidak mungkin dilakukan melihat kompleksitas implementasinya dilapangan.

"Harus dilihat baiknya, jika BBM dibatasi apakah mau masyarakat dibatasi, tinggal pilih saja. Harus dilihat konteksnya," kata Agung dalam pesan elektroniknya kepada wartawan, Senin (12/3/2012).

Agung melanjutkan rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, bukan sekadar untuk menutupi defisit APBN. Jika pemerintah tidak menaikkan, berarti akan ada puluhan triliun bahkan sampai ratusan triliun yang akan dialokasikan ke subsidi BBM.

"Padahal dana tersebut bisa dialokasikan ke tempat lain yang bersentuhan langsung dengan masyarakat kecil. Saat ini menurut saya kembalikan ke masyarakat, pilih di batasi atau harga dinaikkan, tapi semua menikmati. Kalau saya daripada dibakar (subsidi), mendingan dialokasikan kepada yang lain